Thursday, January 28, 2021

KELAS 5 MATEMATIKA PENARIKAN AKAR PANGKAT TIGA

 Perarikan Akar Pangkat Tiga

Cara penarikan bilangan akar pangkat tiga
Perhatikan tabel di bawah ini!
No
Bilangan Berpangkat tiga
Bilangan Kubik
Coba perhatikan bilangan yang berwarna merah! Kalau kita perhatikan dengan seksama maka bilangan satuan pada bilangan berpangkat tiga dan bilangan satuan pada bilangan kubik selalu sama. Contoh 153 bilangan satuannya adalah 5, bilangan kubiknya 3.375 bilangan satuannya juga 5. Hal ini berlaku pada bilangan yang satuannya adalah 1,4,5,6,9, dan 0.

Sedangkan bilangan yang satuannya adalah 2 maka bilangan satuan pada bilangan kubiknya 8 begitu juga sebaliknya dan bilangan yang satuannya adalah 3 maka bilangan satuan pada bilangan kubiknya 7 begitu juga sebaliknya.
1
13
1
2
23
8
3
33
27
4
43
64
5
53
125
6
63
216
7
73
343
8
83
512
9
93
729
10
103
1.000
11
113
1.331
12
123
1.728
13
133
2.197
14
143
2.744
15
153
3.375
16
163
4.096
17
173
4.913
18
183
5.832
19
193
6.859
20
203
8.000

Agar mudah mengingatnya kita sebut saja DuPan TiTu (Dua-Delapan, Tiga Tujuh) TuTi PanDu (Tujuh-Tiga, Delapan-Dua).
Bagaimana mencari akar pangkat tiga suatu bilangan? Mari kita simak penjelasan berikut!
 Berapakah hasilnya?  
Cara cepat mencari akar pangkat tiga:
Cara I 
1. Lihatlah bilangan satuannya. Dalam soal ini 6 (6 bukan anggota dupan titu, tuti pandu) jadi bilangan satuannya tetap 6.
2. Pisahkan 3 angka dari belakang dan lihatlah bilangan yang ada di depannya. Dalam soal ini adalah 17.
3. Carilah bilangan yang apabila dipangkatkan tiga hasilnya mendekati 17 (tidak lebih atau sama dengan 17). Bilangan tersebut yaitu 23 = 8 kita ambil bilangan pokoknya saja yaitu 2
4. Satukan yang dihasilkan pada nomor 3 yaitu 2 dan hasil nomor 1 yaitu 5 berarti hasilnya adalah  26.
 Agar kamu lebih paham cara I ayo kita lihat Video di bawah ini!


Cara II
1. Ingatlah hal di bawah ini!
Angka Istimewa yaitu 1, 4, 6 dan 9.
Jika digit angka paling belakang termasuk angka istimewa maka tinggal tulis saja angkanya tetapi jika tidak ada pada deretan angka istimewa, maka yang ditulis adalah hasil dari 10 dikurangi bilangan tersebut.
Bilangan pangkat tiga
Rentang bilangan
13= 1
1-7
23= 8
8-26
33= 27
27-63
43= 64
64-124
53= 125
125-215
* Akar pangkat tiga di bawah 1000 berarti jawabannya hanya 1 digit.
2. Pisahkan 3 digit angka dari belakang dan lihatlah bilangan yang ada di depannya. Dalam soal ini adalah 17. Bilangan 17 ada dalam rentang 23. Kita simpan bilangan pokoknya saja yaitu 2
3. Lihatlah digit angka paling belakang! Dalam soal ini 6. Bilangan 6 ada dalam deretan bilangan istimewa jadi bilangan satuannya adalah tetap 6. Kemudian kita satukan hasil di point 2 sebagai puluhan dan point 3 sebagai satuan sehingga ketemu 26.
Agar lebih memahami cara II ayo, kita lihat video di bawah ini!

Contoh yang lain:
Cara I
1. Lihatlah bilangan satuannya. Dalam soal ini 8 (8 anggota dupan titu, tuti pandu). Karena satuannya delapan maka bilangan satuannya adalah 2.
2. Pisahkan 3 angka dari belakang dan lihatlah bilangan yang ada di depannya. Dalam soal ini adalah 32.
3. Carilah bilangan yang apabila dipangkatkan tiga hasilnya mendekati 32 (tidak lebih atau sama dengan 32). Bilangan tersebut yaitu 33 = 27 kita ambil bilangan pokoknya saja yaitu 3.
4. Satukan yang dihasilkan pada nomor 3 yaitu 3 dan hasil nomor 1 yaitu 2 sehingga hasilnya adalah 32.


Cara II

1.  Pisahkan 3 digit angka dari belakang dan lihatlah bilangan yang ada di depannya. Dalam soal ini adalah 32. Bilangan 32 ada dalam rentang 33. Kita simpan bilangan pokoknya saja yaitu 3

2. Lihatlah digit angka paling belakang! Dalam soal ini 8. Bilangan 8 tidak ada dalam deretan bilangan istimewa jadi kita hitung dulu bilangan satuannya yaitu 10-8 =2, jadi bilangan satuannya adalah 2. Kemudian kita satukan hasil di point 1 sebagai puluhan dan point 2 sebagai satuan sehingga ketemu 32.
Demikian anak-anak cara penarikan akar pangkat tiga, semoga dengan materi ini akan mempermudah dalam belajar menentukan akar pangkat tiga. Untuk menambah pengetahuan kalian bisa mempelajari di buku Senang Belajar Matematika kelas 5 atau LKS matematika kelas 5.
 
Tugas :  Mengerjakan Aktivitas mandiri LKS halaman 10.

Selamat Mengerjakan 
Berdoa sebelum dan sesudah mengerjakan
Selalu bersyukur
Tetap jaga kesehatan
Sholat lima wakktu dan mengaji

Guru Kelas :  Dra. Elis Ratnawati
                     Rio Annaas Islamiyah

KELAS 6 MATEMATIKA LUAS PERMUKAAN LIMAS

Assalamualaikum anak-anak, pada pertemuan sebelumnya kita sudah belajar tentang luas permukaan prisma, nah untuk kali ini kita belajar mengenai luas permukaan limas. Mari kita pelajari materi berikut ini.

LIMAS

Limas merupakan bangun ruang yang memiliki alas segi banyak dengan sisi-sisi tegaknya berbentuk segitiga dengan puncak dibagian atasnya.

Bangun ruang memiliki karakteristiknya masing-masing, demikian pula dengan limas. Berikut ciri-ciri bangun ruang limas.

  • Bidang atas limas merupakan sebuah titik yang lancip
  • Bidang bawah limas berupa bangun datar
  • Bidang sisi tegak limas berbentuk segitiga

Unsur-unsur Limas

Serupa dengan bangun ruang lain, limas terdiri dari unsur-unsur diantaranya yaitu:

  1. Titik sudut
  2. Rusuk
  3. Bidang sisi

Karena limas terdiri dari bermacam bentuk bangun ruang, setiap bentuk limas memiliki jumlah unsur-unsur yang berbeda-beda menyesuaikan dengan bentuk bangun ruang limas.

Macam-macam Bentuk Limas

Limas mempunyai beberapa bentuk bangun ruang berdasarkan bentuk bangun alasnya.

1. Limas Segitiga

Merupakan jenis limas yang alasnya berbentuk segitiga, baik segitiga sama sisi, sama kaki, maupun segitiga sembarang.

Unsur limas segitiga:

  • 4 buah titik sudut
  • 4 buah bidang sisi
  • 6 buah rusuk

2. Limas Segi Empat

Merupakan jenis limas yang alasnya berbentuk segi empat (persegi, persegi panjang, layang-layang, belah ketupat, jajar genjang, trapesium, dan bentuk bangun datar segi empat lainnya).

Unsur limas segi empat:

  • 5 buah titik sudut
  • 5 buah bidang sisi
  • 8 buah rusuk

Rumus Luas Permukaan Limas

Luas permukaan merupakan jumlah luas bangun datar yang membentuk bangun ruang. Bangun datar yang membentuk limas terdiri dari sisi alas, dan bagian sisi tegak berbentuk segitiga. Sehingga, secara umum rumus luas permukaan limas yaitu sebagai berikut.

Supaya lebih memahami konsep luas permukaan limas, berikut contoh soal mengenai luas permukaan limas.

Contoh Soal 1.

Sebuah limas segiempat persegi dengan panjang sisi 10 cm dengan dengan tinggi limas 12 cm, maka berapa nilai luas permukaan limas segiempat tersebut?

Jawaban:

Diketahui :

luas alas = 10×10 = 100 cm2

tinggi limas = 12 cm

Ditanya : luas permukaan limas

Penyelesaian:

volume limas

Luas Permukaan = luas alas + jumlah luas sisi tegak

luas alas = sisi x sisi = 10 x 10 = 100 cm2

jumlah luas sisi tegak = jumlah luas segitiga sisi tegak =4 x luas segitiga QRT

volume limas segitiga

dengan perhitungan pytagoras segitiga TOB, maka tinggi BT adalah 13 cm. sehingga,

luas segitiga QRT = 1/2 x QR x BT =1/2 x 10 x 13 = 65 cm2

jumlah luas sisi tegak = 4 x luas segitiga QRT = 4 x 65 = 260

Jadi, luas permukaan limas = 100 + 260 = 360 cm2

Contoh Soal 2.

Diketahui luas alas limas segiempat 16 cm2 , dengan tinggi segitiga tegak senilai 3 cm. Tentukan luas permukaan limas segitiga tersebut.

Jawab.

Diketahui:

luas alas limas = 16 cm2

tinggi segitiga tegak = 3 cm

Ditanya : Luas permukaan limas

Penyelesaian:

Luas Permukaan limas = luas alas + jumlah luas sisi tegak

luas alas = 16 cm2

jumlah luas sisi tegak = 4 x luas segitiga = 4 x (1/2 x 4×3)= 24 cm2

 Itulah materi hari ini semoga bisa membantu kalian dalam belajar matematika.
Untuk lebih jelasnya kalian bisa belajar pada buku matematika kelas 6 ataupun LKS kelas 6.
Tugas :  Mengerjakan Aktivitas mandiri  LKS  halaman 10 - 11 ( Yang dihitung luas permukaan      saja )
Selamat mengerjakan
Berdoa sebelum mengerjakan
Sholat lima waktu dan mengaji
Tetap jaga kesehatan
Guru Mapel  : Dra. Elis Ratnawati
 

Tuesday, January 26, 2021

KELAS 5 B. INDONESIA TEMA 7 SUB TEMA 2 KATA BAKU

KATA BAKU

Assalamualaikum anak-anak sebelum kita mulai materi hari ini, mari kita baca teks dibawah ini!

Peristiwa Rengasdengklok



Peristiwa+Rengasdengklok.jpg
 

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di lapangan IKADA(yang sekarang telah menjadi lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56. Dipilih rumah Bung Karno karena di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang akan diselenggarakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah berjaga-jaga, untuk menghindari kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No.56. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

Setelah kalian membaca teks di atas dapatkah kalian menemukan kata baku?

Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai aturan atau kaidah berbahasa Indonesia yang sudah ditentukan sebelumnya.

Pengertian kata baku juga merupakan kata yang penggunaannya sudah sesuai ejaan dan aturan pedoman bahasa Indoneisa yang baik dan benar, yang bersumber kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Ciri-ciri Kata Baku

1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah tertentu.

2. Tidak dipengaruhi bahasa asing.

3. Bukan bahasa percakapan.

4. Pemakaian imbuhan pada kata bersifat eksplisit.

5. Pemakaian kata sesuai dengan konteks kalimat.

6. Kata baku bukan kata rancu

7. Kata baku tidak mengandung hiperkorek.

8. Tidak  mengandung pleonase.

Contoh kata baku

.1. Abjad (kata baku) - Abjat (kata tidak baku)

2. Akhirat - Akherat

3. Aksesori - Asesoris

4. Aktif - Aktip

5. Akuarium - Aquarium

6. Aluminium - Almunium

7. Ambulans - Ambulan

8. Analisis - Analisa

9. Antena - Antene

10. Antre - Antri

11. Anugerah - Anugrah

12. Azan - Adzan

13. Afdal - Afdol

14. Agamais - Agamis

15. Ajek - Ajeg

16. Adjektif - Ajektifaktivitas

17. Aktifitasaktual - Aktuil

18. Balsam - Balsem

19. Batalion - Batalyon

20. Baterai - Batere 

21. Baka - Baqa

22. Barzakh - Barzah

23. Batalion - Batalyon

24. Batil - athil

25. Bazar - Bazaar

26. Becermin - Bercermin

27 Besok - Esok

28. Blanko - Blangko

29. Boks - Bok

30. Bosan - Bosen

31. Bus - Bis

32. Cabai - Cabe

33. Capai - Capek

34. Cedera - Cidera

35. Cendekiawan - Cendikiawan

36. Cengkih - Cengkeh

37. Cinderamata - Cenderamata

38. Cokelat - Coklat

39. Daftar - Daptar

40. Derajat - Derajad

41. Desain - Desaign

42. Detail - Detil

43. Detergen - Deterjen

44. Diagnosis - Diagnosa

45. Durian - Duren

46. Efektif - Efektip

47. Efektivitas - Efektifitas

48. Ekosistem - Ekosistim

49. Ekspor - Eksport

50. Ekstra - Extra

51. Ekstrakurikuler - Ekstrakulikule

52. Ekstrem - Ekstrim

53. Elite - Elit

54. Favorit - Pavorit

55. Februari - Pebruari

Nah anak-anak itulah materi kita hari ini.

Tugas : Tuliskan kata baku yang terdapat pada teks diatas " Peristiwa Rengasdengklok"

 Guru Kelas  :  Dra. Elis Ratnawati

                         Rio Annaas Islamiyah

 


KELAS 5 IPS TEMA 7 SUB TEMA 2 PROSES PEMBENTUKAN NKRI

 Proses Pembentukan NKRI

 Sebagai negara yang baru lahir, Indonesia belum memiliki undang-undang dasar yang berfungsi untuk mengatur segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Kepala negara dan kepala pemerintahan yang akan menjalankan pemerintahan serta kelengkapannya juga belum ada.

Para pemimpin bangsa segera memanfaatkan dengan sebaik-baiknya lembaga yang ada pada waktu
itu, yaitu PPKI yang dibentuk Jepang sejak tanggal 7 Agustus 1945 diketuai Ir. Soekarno dan wakil ketuanya Drs. Moh. Hatta. PPKI menggantikan tugas BPUPKI yang sudah berakhir. BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945.

Apakah kepanjangan PPKI dan BPUPKI? BPUPKI adalah Badan Penyelidik Usaha usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia sedangkan PPKI adalah  Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Proses Pembentukan NKRI
1. Pembentukan Kelengkapan Pemerintahan
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya yang pertama di Gedung Kesenian Jakarta. Sidang dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakilnya. Anggota Sidang PPKI sebanyak 27 orang.

Melalui pembahasan secara musyawarah, sidang mengambil keputusan penting, antara lain sebagai berikut.

  1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi RI.
  2. Memilih presiden dan wakil presiden, Ir. Soekarno sebagai Presiden RI dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden RI.
  3. Tugas presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional.

PPKI melanjutkan pekerjaannya guna melengkapi berbagai hal yang diperlukan bagi berdirinya negara dengan melaksanakan sidang pada tanggal 19 Agustus 1945. Dalam sidang kedua, PPKI menghasilkan keputusan, antara lain sebagai berikut.
  1. Menetapkan dua belas kementerian yang membantu tugas presiden dalam pemerintah.
  2. Membagi wilayah Republik Indonesia menjadi delapan provinsi, yaitu Provinsi Sumatra, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sunda Kecil, Provinsi Maluku, Provinsi Sulawesi, dan Provinsi Kalimantan.
Proses Pembentukan NKRI
2. Pembentukan Komite Nasional Indonesia
PPKI kembali mengadakan sidang pada tanggal 22 Agustus 1945 yang memiliki agenda pokok tentang rencana pembentukan Komite Nasional dan Badan Keamanan Rakyat. Komite Nasional dibentuk di seluruh Indonesia dan berpusat di Jakarta. Tujuannya sebagai penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang berdasarkan kedaulatan rakyat.

3. Pembentukan Alat Kelengkapan Keamanan Negara
Dalam rapat Pleno PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945, diputuskan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). BKR ditetapkan sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) yang merupakan induk organisasi dengan tujuan untuk memelihara keselamatan masyarakat, serta merawat para korban perang.

Perkembangan situasi negara makin membahayakan. Pimpinan negara menyadari bahwa sulit untuk mempertahankan negara dan kemerdekaan tanpa angkatan perang. Dalam kondisi seperti itu, pemerintah memanggil pensiunan Mayor KNIL Oerip Soemoharjo dari Yogyakarta ke Jakarta dan diberi tugas membentuk tentara kebangsaan. Dengan Maklumat Pemerintah pada tanggal 5 Oktober 1945, terbentuklah organisasi ketentaraan yang bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

4. Pembentukan Lembaga Pemerintahan di Seluruh Daerah di Indonesia
Bentuk pemerintah daerah di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18 (sebelum diamandemen). Pasal tersebut berbunyi: Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang dan mengingat dasar musyawarah dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa. Berdasarkan bunyi pasal tersebut, berarti daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi. Setiap daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil.

Sesuai dengan keputusan PPKI tanggal 18 Agustus 1945 bahwa tugas presiden dibantu oleh Komite Nasional, di daerah-daerah tugas gubernur (kepala daerah) juga dibantu oleh Komite Nasional di daerah. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Daerah yang ada di tiap-tiap provinsi merupakan lembaga yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebelum diadakan pemilihan umum. Dengan terbentuknya pemerintahan di daerah, yang dibantu oleh Komite Nasional di daerah, diharapkan roda pemerintahan dapat berjalan, baik di tingkat pusat maupun di daerah.

Tugas
  Jawablah  pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
  1. Apakah tugas PPKI?
  2. Apa hasil sidang PPKI pertama? .
  3. Apa tujuan pembentukan KNI? .
  4. Kapan BKR sebagai cikal bakal TNI dibentuk?
  5. Tuliskan 8 provinsi yang dibentuk sebagai hasil Sidang PPKI Pertama!

Berdoa sebelum mengerjakan

Selalu bersyukur

Sholat lima waktu dan mengaji

Tetap jaga kesehatan

Guru Kelas  : Dra. Elis Ratnawati

                       Rio Annaas Islamiyah

KELAS 5 SBDP TEMA 7 SUB TEMA 2 TARI DAN POLA LANTAI

 Tari dan Pola Lantai

Tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuhyang dilakukan di tempat yang tertentu dan pada waktu tertentu untuk mengekspresikanperasaan, niat, dan pikiran.  Tari merupakan kmbinasi dari berbagai elemen , yaitu tubuh, ritme, dan rasa. 

Jenis seni tari jika ditinjau berdasarkan perkembangan peradaban di nusantara dapat dibedakan menjadi tiga, meliputi:

  1. Tari Tradisional
    Tari tradisional merupakan jenis tarian yang sudah turun temurun, diwariskan dari zaman nenek moyang. Jenis tari ini sangat mengedepankan nilai filosofis, simbolis, dan religius. Segala aturan tari ini masih kaku bertumpu pada pedoman leluhur. Di Indonesia, tari tradisional ini dibagi menjadi dua yaitu:

    • Tari tradisional klasik
      Tari ini dikenal juga sebagai tari keraton karena berkembang dikalangan kerajaan dan kebangsaan. Pertunjukan tari ini cenderung memakai busana mewah dan gerakan yang anggun. Tarian ini memiliki aturan yang baku dan dipertahankan dari generasi ke generasi. Contoh: Tari Topeng Kelana dari Jabar.

    • Tari tradisional kerakyatan
      Tari ini berkembang di kalangan rakyat biasa, baik di pedesaan maupun perkotaan. Tari ini sering ditampilkan dengan busana dan iringan musik yang sederhana. Selain itu, tarian ini tidak memiliki aturan baku sehingga bentuk tariannya cenderung bervariasi. Tari ini biasanya ditampilkan saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contonya tari Lili dari Sumbar.

  2. Tari Kreasi Baru
    Tari ini merupakan pelebaran sayap dari tari tradisional yang gerakannya dipadukan dengan gerakan baru dari jenis tarian lain. Jenis tari ini biasanya dilakukan saat upacara ritual, keagamaan, adat dan lainnya. Pada umumnya, tari kreasi baru ini dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

    • Tari kreasi baru berpola tradisiTari kreasi baru ini sangat berpedoman pada kaidah tari, baik itu kaidah musik, tata rias, koreografi, maupun teknik pementasannya.

    • Tari kreasi baru berpola non tradisiJenis tari kreasi baru ini tidak terikat dengan kaidah tari seperti halnya tari berpola tradisi. Namun, bukan berarti jenis tari ini tidak menggunakan pola tradisi sama sekali. Melainkan, penggunaan kaidah tari akan disesuaikan dengan konsep gagasan tari yang akan ditampilkan.

  3. Tari Kontemporer
    Tari kontemporer merupakan jenis tari modern yang tidak lagi terpengaruh unsur tari tradisional. Tari ini menampilkan koreografi unik dan penuh makna. Selain itu, iringan musiknya pun bukan merupakan lagu sederhana yang lazim digunakan melainkan menggunakan program musik komputer dan masa mini. Tak khayal, penikmat yang ingin menikmati jenis seni ini harus berwawasan luas.

    Jenis Pola Lantai dalam Tari :

    Pola Lantai Tari
    @senipedia.id

    1. Pola Lantai Lurus Vertikal.

    Vertikal memiliki arti lurus memanjang. Pola lantai lurus vertikal berarti pola lantai yang lurus dan memanjang. Para penari berjumlah lebih dari satu orang dan akan membentuk formasi lurus baik dari depan ke belakang maupun sebaliknya.

    Pola lantai jenis ini biasanya digunakan pada tari klasik karena pola lurus memberikan kesan yang sederhana tetapi tetap kuat. Pola lantai melambangkan antara ikatan manusia dengan tuhannya karena pada dasarnya Tuhan adalah Sang Pencipta kehidupan termasuk menciptakan manusia.

    Beberapa tarian daerah yang menggunakan pola lantai ini adalah tari serimpi dari tarian Jawa Tengah, tari yospan dari Papua, tari pasambahan dari Sumatera Barat dan tari baris cengkedan dari Bali.

    2. Pola Lantai Horizontal.

    Pola lantai horizontal sebenarnya sama seperti pola lurus vertikal dimana pola lantai bergaris lurus. Hanya saja pada pola lantai horizontal, bentuk barisan dari kiri ke kanan maupun dari kanan ke kiri. Beberapa tarian yang menggunakan pola lantai horizontal yaitu tari indang dari Sumatera Barat dan tari saman dari Aceh.
    Ada beberapa penafsiran mengenai pola tari horizontal. Pola horizontal disebut melambangkan antara ikatan manusia satu dengan manusia yang lain. Pada dasarnya manusia pasti membutuhkan bantuan dari manusia lainnya.

    3. Pola Lantai Diagonal.

    Sesuai dengan namanya, pola lantai diagonal membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri. Pola lantai ini memberikan kesan yang dinamis tetapi tetap kokoh untuk para penonton atau penikmatnya. Tarian daerah yang menggunakan pola lantai ini adalah tari sekapur sirih dari Jambi, tari gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan dan tari pendet dari Bali.

    4. Pola Garis Melengkung.

    Pola garis melengkung sendiri terdiri dari tiga macam yaitu garis lingkaran, angka delapan, huruf U dan lengkung ular. Pola garis yang melengkung akan memberikan kesan yang lembut tetapi lemah. Tarian rakyat dan tarian tradisional banyak yang menggunakan pola jenis ini. Misalnya tari ma’badong Toraja dari Sulawesi Utara, tari piring dari Sumatera Barat dan tari randai dari Sumatera Barat. 

    Demikian materi hari ini semga bermanfaat dan menambah pengetahuan dan wawasan kalian.

    Tugas : Berikan minimal 3 contoh tari pada masing -masing pola lantai!

    Selamat mengerjakan

    Tetap semangat

    Berdoa sebelum memulai pekerjaan

    Guru Kelas : Dra. Elis Ratnawati

                          Rio Annaas Islamiyah

     


Sunday, January 24, 2021

KELAS 5 IPA TEMA 7 SUB TEMA 2 PERPINDAHAN PANAS ( KALOR )

     Perpindahan Kalor

       

       Perpindahan panas terjadi dari benda yang lebih panas atau kalrnya lebih banyak ke benda yang lebih dingin atau kalornya lebih sedikit. Untuk lebih jelasnyamengenai cara perpindahan panas tersebut, berikut ini penjelasannya.

  Macam-macam perpindahan kalor
1.       Konduksi adalah proses perpindahan kalor  tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat itu. Konduksi umumnya terjadi pada benda padat. Dalam konduksi yang berpindah hanyalah energi saja yaitu berupa panas. Contohnya saat kita mengaduk air teh panas dengan sendok, maka lama kelamaan tangan kita terasa panas dari ujung sendok yang kita pegang. Contoh lainnya ketika kita memanaskan batang besi di atas nyala api, maka kalor/panas akan berpindah dari ujung besi yang dibakar ke ujung besi lain.
Gambar 6.1 Contoh peristiwa konduksi
2.       Konveksi adalah perpindahan kalor melalui zat penghantar yang disertai dengan perpindahan bagian-bagian zat itu. Pada umumnya zat penghantar yang dipakai berupa zat cair dan gas. Contoh peristiwa konveksi adalah memanaskan air dalam panci hingga mendidih . Contoh lainnya adalah terjadinya angin darat dan angin laut.
Gambar 6.2 Contoh peristiwa konveksi
3.       Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara. Contoh konveksi adalah  tubuh terasa hangat ketika dekat dengan api unggun yang sedang menyala,
perpindahan panas dari cahaya matahari ke bumi , lampu pijar listrik yang sedang menyala.
                                                Gambar 6.3 Contoh peristiwa radiasi
Nah itulah penjelasan tentang perpindahan kalor ( panas ). Untuk  menambah  pengetahuan kalian bisa pelajari di buku siswa tema 7 ataupun LKS tema 7.

Tugas  :  Mengerjakan LKS halaman 46 Ayo berdiskusi, kalian boleh berdiskusi dengan ibu, bapak, kakak, dan teman kalian.
 
Selamat mengerjakan 
Tetap semangat
Selalu bersyukur
 
Guru Kelas  :  Dra. Elis Ratnawati
                           Rio Annaas Islamiyah